Saatnya Menanti Sanksi FIFA ....

Saatnya Menanti Sanksi FIFA
Sebagaimana kita ketahui FIFA telah memberikan batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan polemik sepakbola di Indonesia sampai tanggal 20 Maret 2012. Dan sekarang tenggat waktu dari FIFA tersebut telah terlewati sementara polemik sepakbola nasinal justru semakin bertambah, alih-alih dapat menyelesaikan masalah dualisme kompetisi sekarang justru bertambah dengan adanya dualisme pengurus PSSI. Terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, adanya 2 PSSI akan semakin menambah daftar 'dosa' sepakbola Indonesia di mata FIFA.

Namun inilah kenyataan dunia sepakbola Indonesia, ibarat pepatah jauh api dari panggang.. Kenyataan yang terjadi saat ini sangat jauh dari harapan seluruh masyarakat pecinta sepakbola nasional. Masyarakat berharap timnas bisa memberikan kebanggaan di pentas internasional, tapi faktanya justru aib yang diterima yaitu dengan kekalahan 0-10 dari Bahrain, alih-alih menjadi macan Asia menghadapi Brunei pun timnas Indonesia mati kutu.

Rasanya sangat susah untuk menepiskan anggapan bahwa para pengurus PSSI ataupun PSSI versi KPSI cuma mementingkan kelompok mereka masing-masing. PSSI era Djohar Arifin sangat kental dengan yang berbau LPI dan dikait-kaitkan dengan Arifin Panigoro, sedangkan PSSI versi KPSI sepertinya hanya memperjuangkan ISL / PT Liga Indonesia serta dituding memperjuangkan kelompok "Bakrie".

Benar atau tidaknya anggapan di atas, faktanya kedua kubu yang bersebrangan sama-sama egois. Mersa mereka yang paling benar... Merasa mereka yang paling berkuasa... Sehingga upaya rekonsiliasi hanyalah isapan jempol belaka tanpa realisasi yang nyata.

Namun sekarang nasi sudah menjadi bubur, nasib persepakbolaan Indonesia ke depannya akan banyak ditentukan oleh keputusan final CAS dan FIFA. Pada tanggal 22 Maret 2012 FIFA akan melakukan rapat untuk menentukan tindakan apa yang akan di ambil atas Indonesia.

Berkaca atas keputusan FIFA sebelum-sebelumnya, ada sejumlah kemungkinan yang bisa terjadi.

Kemungkinan pertama, FIFA kembali mengambil alih PSSI dan membentuk semacam Komite Normalisasi (KN), seperti saat konflik yang melibatkan pengurus era Nurdin Halid dengan pendukung Arifin Panigoro. Jika hal ini terjadi, konflik akan memasuki babak baru karena kubu PSSI-Djohar Arifin dan PSSI versi KPSI akan berusaha menekan Komite Normalisasi (KN).

Kemungkinan kedua, FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia yakni pembekuan hak keanggotaan. Jika hal ini terjadi maka seluruh perangkat sepak bola Indonesia tidak boleh terlibat dalam seluruh kegiatan resmi FIFA maupun AFC, mulai dari tim nasional, klub hingga perangkat pertandingan. Lamanya sanksi ini bisa dalam hitungan bulan hingga tahunan. Peran penguasa (pemerintah) akan sangat diperlukan jika sanksi dari FIFA benar-benar dijatuhkan.

Sebagai pecinta sepakbola Indonesia, sekarang kita hanya bisa harap-harap cemas menantikan keputusan CAS maupun FIFA. Namun apapun itu, semoga bisa mengakhiri konflik yang sekarang sedang terjadi. Rasanya prestasi jeblok tanpa konflik lebih baik dari pada prestasi sangat jeblok dan penuh konflik. Bukan begitu kawan?

Komentar

Postingan Populer